Administrasi Bisnis

Anggap saja sebuah perusahaan itu sebuah grup orkestra super ambisius. Ada divisi marketing yang hobi meniup terompet sekencang-kencangnya (biar semua orang dengar), divisi keuangan yang memegang stik drum dan mengatur tempo dengan ketukan super pelit (demi efisiensi), dan divisi HR yang tugasnya jadi penenang kalau ada pemain yang fals atau mau rebutan kursi. Nah, administrasi bisnis adalah sang dirigennya. Dia tidak memainkan alat musik apa pun, tapi tugasnya paling pusing: memastikan si peniup terompet tidak kehabisan napas, si drummer tidak ketiduran, dan semua orang membaca partitur yang sama. Tanpa si dirigen ini, orkestra yang tadinya mau main lagu syahdu bisa-bisa malah terdengar seperti suara kucing kawin di atas seng, alias bisnisnya jadi berantakan.